Alat Musik Pada Era Peradaban Islam, Apa Saja?

Bangun Pendidikan - BAHASA (30-03-2023)

BANGUN PENDIDIKAN – Alat musik pada era peradaban Islam digunakan dalam kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Agama Islam memiliki alat musik sendiri untuk melantunkan syair-syairnya. Alat musik tersebut sering digunakan pada acara seperti selametan, pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.

Bahkan, ada juga yang digunakan sebagai penanda adzan akan tiba. Alat musik ini termasuk dalam kategori tradisional, namun ada juga yang bersifat modern. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai alat musik pada era peradaban Islami, silakan simak artikel berikut ini.

Sejarah alat musik islam

Seni musik berkembang pesat pada era keemasan Dinasti Abbasiyah. Perkembangan seni musik pada zaman itu tidak terlepas dari gencarnya terjemahan risalah musik dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Selain itu, dukungan dari para penguasa terhadap musisi dan penyair juga memperkuat perkembangan seni musik.

Pada awalnya, musik dipandang sebagai cabang dari matematika dan filsafat. Peradaban Islam melalui kitab yang ditulis oleh Al-Kindi merupakan yang pertama kali memperkenalkan kata 'musiqi'. Al-Isfahani (897 M-976 M) dalam Kitab Al-Aghani mencatat berbagai pencapaian seni musik di dunia Islam.

Dalam Islam terdapat dua pandangan yang bertentangan tentang musik, yaitu yang mengharamkannya dan yang membolehkannya. Namun, pada kenyataannya, proses penyebaran agama Islam ke seluruh penjuru Jazirah Arab, Persia, Turki, dan India diwarnai dengan tradisi musik.

Selain telah melahirkan sederet musisi ternama seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), Ibnu Mijjah (wafat 714 M), Ishaq Al-Mausili (767 M-850 M), serta Al-Kindi (800 M-877 M), peradaban Islam juga berjasa dalam mewariskan sejumlah instrumen musik yang penting bagi masyarakat musik modern. Salah satu alat musik yang digunakan di era Islam adalah:

Jenis alat musik era islam dan Cara Memainkannya

Berikut adalah beberapa jenis alat musik pada era peradaban Islam dan pada masa kekhalifahan dan kemudian dikembangkan oleh musisi Eropa pasca-Renaisans:

1. Alboque atau Alboka

Alboka (Foto: Wikipedia)

Alat musik pada era peradaban Islam pertama bernama Alboque atau Alboka. Alat musik tiup ini terbuat dari kayu dan berkembang pada era keemasan Islam. Alboka dan alboque berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘albuq’, yang berarti terompet, dan merupakan cikal bakal klarinet dan terompet modern.

Menurut Henry George Farmer (1988) dalam bukunya Historical facts for the Arabian Musical Influence, instrumen musik alboka dan alboque telah digunakan oleh musisi Islam pada masa kejayaannya.

Instrumen musik tiup tersebut diperkenalkan oleh umat Islam kepada masyarakat Eropa saat pasukan Muslim dari Jazirah Arab berhasil menaklukkan Semenanjung Iberia di wilayah barat daya Eropa, yang terdiri atas Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sedikit wilayah Prancis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika masyarakat Eropa meyakini bahwa alboque berasal dari Spanyol, terutama Madrid.

Alboka adalah alat musik tiup tradisional Basque yang terbuat dari dua seruling yang digabungkan menjadi satu. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam memainkan alboka:

  • Pertama, letakkan bibir di atas tutup atau ujung alat musik dan pegang alat musik dengan kuat menggunakan tangan kanan dan kiri.
  • Tekan udara melalui celah kecil di antara kedua seruling untuk menghasilkan suara dasar.
  • Atur nada dengan menyesuaikan posisi bibir dan tekanan udara. Untuk nada yang lebih tinggi, bibir harus diposisikan sedikit lebih tinggi di atas tutup alat musik.
  • Gunakan jari untuk menutup lubang pada kedua seruling untuk menghasilkan nada yang berbeda.
  • Gabungkan berbagai nada dan ritme untuk menghasilkan lagu atau melodi.
  • Untuk menghentikan suara, cukup tutup celah di antara kedua seruling dengan jari.
  • Latihan yang konsisten dan ketekunan akan membantu Anda menguasai teknik memainkan alboka dan meningkatkan kemampuan musik Anda.

2. Oud

Oud (Foto: Wikipedia)

Oud merupakan alat musik pada era peradaban Islam yang memiliki hubungan dengan peradaban sejarah Islam. Menurut Maurice J. Summerfield dalam bukunya yang berjudul "The Classical Guitar, Its Evolution, Players and Personalities since 1800".

Oud juga berkembang menjadi kecapi modern. Di Spanyol, gitar berdawai empat yang diperkenalkan oleh bangsa Moor terbagi menjadi dua jenis, yaitu guitarra morisca (gitar orang Moor) yang bagian belakangnya bundar, papan jarinya lebar, dan memiliki beberapa lubang suara, serta guitarra latina (gitar Latin) yang menyerupai gitar modern dengan satu lubang suara.

Alat musik Oud, yang merupakan alat musik petik khas umat Islam, juga populer di wilayah Azerbaijan dan dikenal dengan sebutan Ud. Pengenalan Oud ke masyarakat Eropa Barat dimulai sejak tahun 711 M. Alat musik ini memiliki kemiripan dengan pandoura yang dikembangkan oleh peradaban Yunani Kuno atau pandura alat musik bangsa Romawi. Pemain Oud terkenal di Andalusia adalah Zyriab, yang juga tercatat sebagai pendiri sekolah musik pertama di Spanyol. Menurut cendekiawan Islam dan musisi terkemuka pada era keemasan, Al-Farabi, Oud ditemukan oleh Lamech, cucu keenam Nabi Adam AS.

Berikut adalah beberapa langkah dasar dalam memainkan alat musik oud:

  • Memegang Oud

Alat musik pada era peradaban Islam ini dimainkan dengan ditempatkan di pangkuan atau di atas meja, dengan bagian lehernya dipegang dengan tangan kiri dan jari-jari kanan diposisikan di atas senar-senar.

  • Menggesek Senar

Untuk menghasilkan suara, Anda dapat memetik atau menggesek senar pada Oud. Dalam hal ini, penggunaan jari kanan sangat penting. Pada umumnya, senar-senar pada Oud digesek dengan menggunakan penyangga jari kecil yang disebut risha atau plectrum.

  • Menentukan nada

Anda dapat menentukan nada pada Oud dengan cara menekan senar dengan jari-jari tangan kiri pada posisi yang tepat. Setiap posisi pada senar menentukan nada yang berbeda-beda.

  • Memahami ritme

Oud biasanya dimainkan dalam sebuah ensemble musik atau sebagai pengiring untuk lagu. Oleh karena itu, pemahaman tentang ritme dan harmoni yang tepat sangatlah penting dalam memainkan alat musik ini.

  • Latihan

Seperti pada alat musik lainnya, latihan konsisten dan berulang-ulang akan membantu meningkatkan kemampuan memainkan Oud. Dalam hal ini, penting untuk mempraktikkan teknik-teknik yang tepat dan mengembangkan pendengaran musik yang sensitif untuk menghasilkan musik yang enak didengar.

3. Hurdy Gurdy

Hurdy Gurdy (Foto: Istockphoto)

Alat musik pada era peradaban Islam berikutnya adalah Hurdy Gurdy, boleh dibilang sebagai nenek moyang alat musik piano. Alat musik ini ternyata juga merupakan warisan dari peradaban Islam di zaman kekhalifahan. Marianne Brocker dalam sebuah teori yang diajukannya menyebutkan bahwa instrumen yang mirip dengan hurdy gurdy pertama kali disebut dalam risalah musik Arab. Manuskrip itu ditulis oleh Al-Zirikli pada abad ke-10 M.

Hurdy gurdy adalah alat musik petik yang dimainkan dengan memutar sebuah roda yang akan memutar senar yang dipegang oleh penari. Ada beberapa langkah dalam memainkan hurdy gurdy:

  • Memegang hurdy gurdy dengan posisi yang benar: Pegang hurdy gurdy dengan posisi yang nyaman di bawah lengan kanan dan di antara lutut kaki kanan. Letakkan roda hurdy gurdy di atas lutut kanan.
  • Memutar roda: Putar roda hurdy gurdy dengan tangan kanan dan atur kecepatan putaran roda untuk menghasilkan nada yang diinginkan.
  • Memetik senar: Dengan tangan kiri, pilih senar yang ingin dimainkan. Tarik senar dengan jari dan jangan lupa memindahkan jari sesuai dengan nada yang diinginkan.
  • Mengatur nada: Gunakan kunci nada pada hurdy gurdy untuk mengatur nada yang dihasilkan oleh senar.
  • Mengatur volume: Gunakan kunci volume untuk mengatur volume alat musik hurdy gurdy.
  • Memainkan hurdy gurdy memerlukan banyak latihan dan kesabaran untuk menguasai teknik dan memainkan melodi yang diinginkan. Hal ini karena hurdy gurdy memerlukan koordinasi antara memutar roda dengan tangan kanan dan memetik senar dengan tangan kiri.

4. Timpani

Timpani (Foto: Youtube/queensland symphony)

Alat musik pada era peradaban Islam selanjutnya adalah Timpani atau alat musik pukul. Menurut Henry George Farmer (1988) dalam bukunya, "Historical facts for the Arabian Musical Influence," cikal bakal timpani berasal dari naqareh Arab. Alat musik pukul itu diperkenalkan ke benua Eropa pada abad ke-13 M oleh orang Arab dan Tentara Perang Salib.

Untuk memainkan alat musik timpani, dibutuhkan beberapa langkah dasar sebagai berikut:

  • Persiapkan alat musik timpani dengan menyesuaikan posisinya agar nyaman dimainkan. Hal ini termasuk menyesuaikan ketinggian dan sudut tempat duduk serta memastikan bahwa posisi timpani sejajar dengan dada pemain.
  • Atur posisi tangkai pemukul (stick) yang akan digunakan untuk memukul timpani. Dalam memainkan timpani, pemain biasanya menggunakan dua jenis pemukul dengan ukuran dan karakteristik yang berbeda untuk menghasilkan suara yang berbeda pula.
  • Lakukan penyetelan (tuning) timpani sebelum dimainkan dengan memutar peg pada sisi timpani hingga sesuai dengan nada yang diinginkan. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan kunci tuning yang tersedia.
  • Lakukan permainan melodi atau irama yang diinginkan dengan memukul timpani menggunakan pemukul. Pemukulan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti staccato, legato, atau dengan menggunakan gaya pemukulan yang lebih kuat atau lembut.
  • Perhatikan dinamika dalam permainan, seperti volume atau kekuatan suara, dan kontrol tempo agar dapat menghasilkan suara yang halus dan proporsional dengan musik yang dimainkan.
  • Setelah selesai memainkan, pastikan untuk menempatkan pemukul kembali pada tempatnya dan membersihkan timpani dari kotoran dan bekas pemakaian.

5. Rebec

Rebec (Foto: Istockphoto)

Rebec juga merupakan alat musik pada era peradaban Islam.  Jenis alat musik ini dimainkan dengan cara digesek khas umat Islam yang diperkenalkan kepada orang Eropa pada masa kejayaan Kekhalifahan Islam. Biola pertama berasal dari Rebec yang telah digunakan oleh musisi Islam sejak abad ke-10 M. Cikal bakal biola juga diyakini berasal dari rebab, alat musik asli dari Arab. Al-Farabi merupakan penemu rebab (rebec).

Rebec dimainkan dengan cara diletakkan pada bahu dan dipegang dengan tangan kiri, sementara senar dipegang dan dimainkan dengan tangan kanan. Pemain rebec harus menggunakan busur untuk menghasilkan suara. Kedua ujung busur dipegang dengan tangan kanan, sementara bagian tengah busur diletakkan di atas senar. Kemudian, dengan gerakan tangan kanan yang cepat dan akurat, busur digesekkan di atas senar untuk menghasilkan bunyi yang diinginkan.

Pemain rebec juga harus memperhatikan nada yang dihasilkan oleh alat musik ini. Nada-nada yang dihasilkan oleh rebec harus diatur dengan memindahkan jari-jari tangan kiri pada senar. Dengan mengganti posisi jari pada senar, pemain dapat menghasilkan nada yang berbeda-beda. Hal ini memerlukan latihan yang konsisten dan kemampuan untuk memahami notasi musik untuk dapat memainkan rebec dengan baik.

Peradaban Islam di masa keemasan telah menyumbangkan beragam warisan penting bagi masyarakat modern. Masyarakat Barat ternyata tak hanya berutang budi karena telah menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan umat Islam di zaman kekhalifahan, tapi juga di bidang musik dan seni rupa.Pencapaian yang tinggi di bidang musik menunjukkan betapa masyarakat Muslim telah mencapai peradaban yang sangat tinggi di abad pertengahan.

Selain itu, terdapat juga beberapa jenis alat musik pada era peradaban Islam lainnya yang sering digunakan pada era peradaban Islam, seperti rebab, santur, dan saz. Meskipun alat musik merupakan bagian penting dari kebudayaan Islam, terdapat beberapa pandangan yang berbeda mengenai penggunaannya dalam kegiatan keagamaan.

 Beberapa ulama menyatakan bahwa penggunaan alat musik dalam kegiatan keagamaan dapat mengarah pada kesalahan dalam ibadah dan menyimpang dari tuntunan agama, sementara yang lain menyatakan bahwa penggunaan alat musik dapat memperdalam pengalaman spiritual dalam ibadah.


Tag :