BangunPendidikan.com - Arti Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia dan lambang negara yang tertulis pada Garuda Pancasila. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Semboyan ini  ditulis oleh Empu Tantular dan pertama kali diungkapkan oleh empu tantular dalam sebuah buku berjudul Sutasoma.

Semboyan tersebut digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang arti Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia, yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika (RDS)

Sejarah arti Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia dapat ditelusuri hingga masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Konsep semboyan ini diwakili oleh lambang garuda yang memuat semboyan "Widhi Sakalenggara" yang berarti Tuhan Maha Esa yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu dalam keragaman yang satu.

Namun, istilah "Bhinneka Tunggal Ika" secara resmi digunakan sebagai semboyan negara pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono ke-IX di Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1945. Pada saat itu, semboyan ini dipilih sebagai lambang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sedang merdeka dari penjajahan. Kemudian, semboyan ini diterapkan sebagai prinsip dasar dalam konstitusi Indonesia dan menjadi lambang negara yang tertulis pada lambang Garuda Pancasila yang diresmikan pada tahun 1950.

Sejak itu, Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan nasional yang dijunjung tinggi oleh seluruh rakyat Indonesia dan dijadikan prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep ini menjadi penting dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, khususnya dalam menghadapi perbedaan dan tantangan yang ada.

Arti Bhinneka Tunggal Ika

Arti Bhinneka Tunggal Ika (RDS)

Bhinneka Tunggal Ika adalah bahasa Jawa Kuno yang terdiri dari tiga kata, yaitu "Bhinneka", "Tunggal", dan "Ika". Secara harfiah, "Bhinneka" berarti berbeda-beda, "Tunggal" berarti satu, dan "Ika" berarti juga atau tetap.

Jadi, secara keseluruhan, arti Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Konsep ini menggambarkan persatuan dalam keragaman, yang berarti bahwa meskipun bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan bahasa, mereka tetap bersatu sebagai satu bangsa yang sama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semboyan ini dianggap sebagai prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Arti Bhinneka Tunggal Ika memang diambil dari Kitab Sutasoma, sebuah karya sastra Jawa yang ditulis oleh Empu Tantular pada abad ke-14. Kitab Sutasoma menceritakan tentang seorang pangeran yang bernama Sutasoma yang dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana dan memiliki keberanian dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam hidupnya.

Dalam Kitab Sutasoma, terdapat kalimat "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa", yang artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada yang sia-sia dalam perjuangan untuk mencapai kebenaran". Kalimat ini kemudian dijadikan semboyan nasional Indonesia dan menjadi lambang persatuan dalam keberagaman bangsa.

Empu Tantular sendiri adalah seorang penyair dan sastrawan ternama pada zamannya. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perkembangan sastra Jawa dan karyanya, Kitab Sutasoma, dianggap sebagai salah satu karya sastra terbaik dalam bahasa Jawa hingga saat ini.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Lambang Negara Garuda Pancasila

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika (RDS)

Arti Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi bagian dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Garuda Pancasila sendiri adalah lambang negara Indonesia yang terdiri dari gambar burung Garuda dan Pancasila, yaitu dasar negara Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika dalam lambang Garuda Pancasila memiliki arti bahwa meskipun bangsa Indonesia memiliki keberagaman suku, agama, ras, dan budaya, namun tetap bersatu dan saling menghormati satu sama lain dalam mencapai cita-cita bersama untuk kemajuan bangsa dan negara. Lambang Garuda Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Arti Bhinneka Tunggal Ika Menurut Ahli

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan kebangsaan Indonesia yang secara harfiah berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Berikut adalah beberapa pendapat ahli mengenai makna dari semboyan ini:

  • Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, mengartikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mengajarkan persatuan dalam keragaman. Menurutnya, Indonesia adalah negeri yang kaya akan keanekaragaman, baik dari segi budaya, bahasa, maupun agama. Oleh karena itu, persatuan hanya bisa dicapai jika setiap individu mampu menghargai perbedaan dan berusaha mempertahankan keberagaman tersebut.
  • Soedjatmoko, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mengartikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mengajarkan toleransi antaragama dan antarsuku. Menurutnya, semboyan ini bukan hanya mengandung makna persatuan dalam keberagaman, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental, seperti saling menghargai, menghormati, dan berempati.
  • Mochtar Lubis, seorang jurnalis dan sastrawan Indonesia, mengartikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mengajarkan kesetaraan. Menurutnya, semboyan ini bukan hanya berkaitan dengan perbedaan agama, budaya, dan bahasa, tetapi juga mengandung makna bahwa semua manusia adalah sama dalam hak dan martabatnya.

Disiplin Ilmu yang Membahas tentang Bhinneka Tunggal Ika

Terdapat banyak jurnal yang membahas tentang Bhinneka Tunggal Ika dari berbagai disiplin ilmu seperti sejarah, budaya, politik, dan sosial. Berikut ini adalah beberapa contoh jurnal yang membahas Bhinneka Tunggal Ika:

  1. Jurnal "Bhinneka Tunggal Ika and the Challenge of Diversity: An Indonesian Perspective" oleh Dedi Supriadi Adhuri yang diterbitkan di International Journal of Humanities and Social Science Research pada Volume 8, Nomor 2, 2020 membahas tentang Bhinneka Tunggal Ika dan tantangan keragaman di Indonesia.
  2. Jurnal "The Relevance of Bhinneka Tunggal Ika in Indonesia's Plural Society: A Critical Discourse Analysis" oleh Nurhayati Nurhayati dan Maria Ulfah, yang diterbitkan di Jurnal Komunikasi Islam, Volume 8, Nomor 2, 2018 membahas tentang relevansi Bhinneka Tunggal Ika dalam masyarakat yang plural di Indonesia melalui analisis diskursif yang kritis.
  3. Jurnal "The Significance of Bhinneka Tunggal Ika as a National Identity in Indonesia" oleh Muhammad Thoyib dan Irfan Khairi, diterbitkan di International Journal of Education and Research, Volume 6, Nomor 7, 2018 membahas tentang pentingnya Bhinneka Tunggal Ika sebagai identitas nasional Indonesia.
  4. Jurnal "Bhinneka Tunggal Ika and the Idea of National Unity in Indonesia" oleh Dedi Supriadi Adhuri, yang diterbitkan di International Journal of Social Science and Humanities Research, Volume 6, Nomor 3, 2018, membahas tentang konsep Bhinneka Tunggal Ika dan ide persatuan nasional di Indonesia.
  5. Jurnal "Bhinneka Tunggal Ika and Unity in Diversity: The Role of Education in Indonesia" oleh Didin Wahyudin, yang diterbitkan di International Journal of Humanities and Social Science Research, Volume 6, Nomor 4, 2018, membahas tentang peran pendidikan dalam memperkuat konsep Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan nasional Indonesia yang inklusif.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Makna Bhinneka Tunggal Ika (RDS)

Selain memiliki arti Bhinneka Tunggal Ika, semboyan ini juga memiliki makna. Adapun maknanya adalah bahwa meskipun bangsa Indonesia memiliki perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa, namun mereka tetap bersatu sebagai satu bangsa yang sama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Konsep ini mengandung nilai persatuan dalam keragaman, yang menunjukkan bahwa perbedaan tidak harus menjadi penghalang dalam mencapai kesatuan dan kebersamaan sebagai sebuah bangsa. Dalam arti lain, Bhinneka Tunggal Ika juga mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan toleransi terhadap sesama, sehingga dapat menciptakan harmoni dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat yang beragam. Konsep ini merupakan landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam menghadapi berbagai tantangan dan perbedaan yang ada.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika (RDS)

Prinsip arti Bhinneka Tunggal Ika adalah persatuan dalam keragaman, yang artinya bahwa meskipun bangsa Indonesia memiliki perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa, mereka tetap bersatu sebagai satu bangsa yang sama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Konsep ini mengandung nilai-nilai seperti toleransi, menghormati perbedaan, dan mempersatukan perbedaan tersebut menjadi kekuatan yang mampu membangun bangsa yang lebih maju. Dalam prakteknya, prinsip ini diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia, seperti dalam politik, pendidikan, sosial, dan budaya.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika juga menuntut setiap individu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan keberagaman, serta menghargai perbedaan untuk menciptakan keharmonisan dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Contoh Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Bhinneka Tunggal Ika (RDS)

Berikut adalah beberapa contoh penerapan arti Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia:

  1. Toleransi antarsuku dan agama: Meskipun Indonesia memiliki beragam suku dan agama, namun masyarakat Indonesia terus memelihara toleransi dan menghargai perbedaan. Contohnya adalah adanya kerukunan antarsuku dan agama di desa-desa atau kota-kota di Indonesia, di mana masyarakat dengan latar belakang yang berbeda dapat hidup berdampingan secara harmonis.
  2. Budaya saling menghargai: Masyarakat Indonesia memiliki budaya saling menghargai yang tercermin dalam adat-istiadat yang berbeda-beda. Contohnya adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di daerah tertentu yang dihargai dan dihormati oleh masyarakat di daerah lain, bahkan meskipun mereka memiliki kepercayaan atau adat yang berbeda.
  3. Bahasa nasional sebagai penghubung: Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Indonesia menjadi penghubung antarsuku, agama, dan budaya. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa resmi dalam pendidikan, pemerintahan, dan komunikasi di antara masyarakat Indonesia.
  4. Kerjasama dalam membangun negara: Masyarakat Indonesia terus bekerja sama dalam membangun negara, terutama dalam menghadapi berbagai masalah atau bencana alam. Contohnya adalah aksi gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat untuk membersihkan lingkungan atau membantu korban bencana alam.
  5. Pendidikan multikultural: Pendidikan multikultural merupakan salah satu cara untuk menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia. Melalui pendidikan yang menghargai perbedaan, siswa dapat memahami nilai persatuan dalam keragaman dan menumbuhkan rasa toleransi dan menghormati perbedaan di antara sesama.

Demikianlah ulasan lengkap tentang Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini memiliki nilai penting dalam memahami persatuan nasional Indonesia yang inklusif. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung, masyarakat Indonesia dapat membangun kesadaran tentang keberagaman dan saling menghargai perbedaan.


Tag :