contoh sosialisasi : pixels.com

Dalam kehidupan sehari-hari, contoh sosialisasi dan interaksi sosial merupakan hubungan yang tak dapat terhindarkan.  Bagaimana kita belajar tentang aturan dan norma yang berlaku di masyarakat? Bagaimana kita mengembangkan sikap empati, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesama? Jawabannya terletak pada proses sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses belajar dan pengembangan nilai-nilai, norma, dan budaya dari masyarakat dimana seseorang tumbuh dan berkembang. Proses ini terjadinya sosialisasi dimulai sejak seseorang lahir dan berlangsung sepanjang hidup.

Sehingga memungkinkan individu untuk belajar bagaimana berperilaku, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat.

Sosialisasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sosialisasi primer, sosialisasi sekunder, sosialisasi partisipatoris, dan sosialisasi represif. Setiap jenis sosialisasi memiliki karakteristik dan contoh-contoh yang berbeda-beda.

Dalam artikel ini, Bangun Pendidikan akan menjelaskan tentang contoh sosialisasi yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan melihat bagaimana keluarga, sekolah, media, agama, dan masyarakat berperan dalam membentuk pandangan dunia dan perilaku kita.

Contoh Sosialisasi Primer

(Foto: pexels.com)

Menurut T.O. Ihromi dalam buku Bunga Rampai Sosiologi Keluarga (1999), sosialisasi primer adalah proses belajar serta pengembangan nilai-nilai, norma, dan budaya dari lingkungan sosial yang paling dekat dengan individu, seperti keluarga dan teman-teman sebaya.

  • Keluarga

Keluarga adalah lingkungan sosial yang paling dekat dengan individu dan sangat mempengaruhi sosialisasi primer seseorang.

 Sejak lahir, anak-anak belajar mengenai norma dan nilai dari keluarganya. Seperti sopan santun, cara berbicara, dan cara berinteraksi dengan orang lain.

Selain itu, anak-anak juga belajar bagaimana menyelesaikan masalah dan bergaul dengan orang dewasa melalui interaksi yang terjadi di dalam keluarga.

  • Pendidikan

Pendidikan adalah lingkungan sosial yang juga berperan penting dalam proses sosialisasi primer. Anak-anak belajar tentang aturan dan norma-norma sekolah, seperti disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran.

Mereka juga belajar untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman sekelas dan guru, serta mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti tidak berbicara kasar, memberikan atau menerima dengan tangan kanan dan sebagainya.

  • Penanaman Karakter

Contoh sosialisasi primer selanjutnya adalah penanaman karakter yang sangat penting. Karena anak-anak perlu belajar nilai-nilai etika dan moral dari orangtua dan lingkungan sekitar.

Seperti menghargai orang lain, mempunyai rasa tanggung jawab dan berbuat baik pada sesama.

 Nilai-nilai ini membentuk karakter individu dan membantu mereka mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan baik. Seperti sifat-sifat religius,emosional, nasionalisme, dan sebagainya.

  • Kebiasaan

Kebiasaan juga dapat mempengaruhi sosialisasi primer seseorang. Anak-anak belajar tentang kebiasaan dan pola pikir dari orang dewasa di sekitar mereka, seperti cara berbicara, cara berpakaian, dan cara bersikap.

Kebiasaan tersebut membentuk identitas dan karakteristik individu, serta dapat mempengaruhi cara anak-anak melihat dunia di sekitar mereka.

Seperti dalam keluarga individu sudah terbiasa bicara dengan nada tinggi atau bahkan bicara kasar.

Maka hal tersebut, akan ikut terbawa ke lingkungan masyarakat dan individu tersebut dapat dikenakan sanksi sosial berupa pengucilan.

Contoh Sosialisasi Sekunder

(Foto: unsplash.com)

Menurut T.O. Ihromi, sosialisasi sekunder adalah proses belajar nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di luar lingkungan keluarga. Hal ini terjadi ketika individu mulai berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

 Seperti di sekolah, tempat kerja, dan komunitas di mana mereka bergabung.

Sosialisasi sekunder di luar keluarga berperan penting dalam membentuk kepribadian dan karakter individu.

 Di sekolah, individu belajar untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan menyerap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan sekolah.

 Dan tempat kerja, individu belajar untuk berinteraksi dengan rekan kerja dan memahami nilai-nilai organisasi yang ada di tempat kerja.

Ada beberapa contoh sosialisasi sekunder di dalam lingkungan kehidupan masyarakat dimanapun berada, yaitu :

  • Lembaga Pendidikan

Setelah melewati proses sosialisasi primer di lingkungan keluarganya, individu lanjut  ke tahap proses sosialisasi sekunder ke lingkungan masyarakat atau ke lembaga pendidikan.

Hal ini bertujuan agar individu dapat di didik lebih lanjut di institusi pendidikan untuk membentuk karakter dan moral individu agar lebih baik lagi dan siap bersaing.

  • Lingkungan Sekitar

Pada tahap ini, individu akan belajar melalui teman sekitarnya dan mulai meniru apa yang teman sekitarnya lakukan.

Tahap ini juga tahap lanjutan sosialisasi primer yang dilakukan pertama kali melalui sang keluarga, individu akan belajar melalui lingkungan sekitarnya setlah melewati proses sosialisasi dari keluarganya.

  • Media Massa

Media massa berperan dalam tahap sosialisasi sekunder, individu mulai menerima pesan-pesan atau simbol yang ada di media massa.

Pesan-pesan tersebut dapat berupa informasi. Media masaa bisa berperan sebagai fungsi edukatif dalam sosialisasi.

Informasi tersebut bisa bernilai sifatnya mendidik tak terkecuali perilaku individu juga dipengaruhi oleh intensitas individu menggunakan media massa.

  • Lembaga Formal

Berikutnya contoh sosialisasi sekunder adalah dengan lembaga formal, lembaga formal disini maksudnya ialah bisa berupa tempat kerja, sekolah, kampus maupun lingkungan sekitar yang sifatnya formal.

Kegiatan dalam lembaga ini biasanya berupa contoh sosialisasi kebijakan baru, kegiatan penyuluhan, rapat antar lembaga, sosialisasi program baru di pemerintahan dan sebagainya.

Contoh Sosialisasi Represif

(Foto: quizizz.com)

Sosialisasi represif adalah proses sosialisasi di mana individu dipaksa untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, baik dengan ancaman atau paksaan. Proses ini dapat terjadi melalui tekanan sosial, kekuasaan, dan pengendalian dari kelompok atau institusi tertentu.

Berikut adalah beberapa contoh dari sosialisasi represif yang perlu kita ketahui:

Seperti membatasi kebebasan berbicara, membatasi hak untuk berkumpul, atau memaksa warga untuk mengikuti ajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

  • Sistem Pendidikan yang Otoriter

Terdapat dibeberapa negara, sistem pendidikan seringkali dikelola dengan cara otoriter. Para pelajar ditekan untuk mematuhi aturan yang ditetapkan oleh sekolah, dan pelanggaran sering kali ditindak tegas.

Pelanggaran yang dapat mengakibatkan hukuman yang keras dapat mencakup pelanggaran seperti melanggar aturan berpakaian, terlambat ke kelas, atau tidak mengikuti instruksi guru.

Hal ini membuat siswa terpaksa mematuhi norma dan nilai yang diterapkan oleh sekolah secara represif.

  • Sistem Pemerintahan Otoriter

Dalam negara yang dipimpin oleh pemerintahan otoriter, individu seringkali dipaksa untuk mematuhi norma dan nilai yang diterapkan oleh pemerintah.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara membatasi hak individu dan melakukan pemaksaan.

Seperti membatasi kebebasan berbicara, membatasi hak untuk berkumpul, atau memaksa warga untuk mengikuti ajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

  • Kelompok Agama Fanatik

Contoh sosialisasi represif selanjutnya adalah kelompok agama yang fanatik. Di mana anggota kelompok tersebut dipaksa untuk mengikuti norma dan nilai yang diterapkan oleh kelompok, tanpa kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda.

Mereka dapat dikenakan hukuman atau penindasan jika melanggar norma dan nilai yang telah ditetapkan oleh kelompok.

  • Militer

Sosialisasi represif dapat terjadi di dalam militer, di mana individu dipaksa untuk mematuhi aturan dan perintah yang diberikan oleh atasan mereka.

Individu diharuskan untuk tunduk pada perintah tanpa mempertanyakan kebenaran atau keadilan dari tindakan yang diminta.

Pelanggaran dapat mengakibatkan hukuman yang keras, termasuk dijatuhi hukuman berat atau dipecat dari militer.

  • Keluarga yang Otoriter

Sosialisasi represif dapat terjadi di dalam keluarga yang otoriter, di mana orang tua atau keluarga lainnya memaksa individu untuk mematuhi norma dan nilai yang telah ditetapkan oleh keluarga tersebut.

Individu diharuskan untuk menuruti perintah orang tua atau keluarga, tanpa mempertanyakan kebenaran atau keadilan dari perintah tersebut.

Contoh Sosialisasi Partisipatoris

(Foto: pexels.com/guestavo-fring)

Sosialisasi partisipatoris adalah suatu bentuk sosialisasi yang memungkin individu atau kelompok untuk ikut berpatipasi dalam mengambil keputusan memberikan pendapat, saran dan ide-ide konstruktif. Di mana dapat mempengaruhi keputusan yang di ambil,

Berikut ini beberapa contoh dari sosialisasi partisipatoris yang dilakukan di berbagai bidang.

  • Bidang pembangunan masyarakat

Pembangunan masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pembangunan.

Misalnya, program pembangunan desa yang melibatkan masyarakat dalam penentuan program prioritas dan penggunaan anggaran.

 Dalam program ini, masyarakat dilibatkan dalam forum musyawarah desa untuk menyampaikan aspirasi dan kebutuhan mereka.

Selain itu, program pelatihan keterampilan juga dapat diadakan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan.

  • Bidang pendidikan

Contoh sosialisasi partipatoris dalam bidang pendidikan dilakukan dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Seperti metode pembelajaran kooperatif, di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

Di mana dalam metode ini, siswa dilatih untuk saling berinteraksi, saling menghargai, dan saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.

  • Bidang politik

Contoh sosialisasi partisipatoris dalam bidang politik dapat dilakukan dengan melibatkan warga negara dalam proses pengambilan keputusan.

Misalnya, program budgeting partisipatif, di mana warga negara dapat memberikan masukan dan saran dalam pengalokasian anggaran pemerintah.

Program ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam forum musyawarah yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.

  • Lingkungan hidup

Contoh sosialisasi partisipatoris dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam program pengelolaan lingkungan.

Misalnya, mengadakan program pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat dalam proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah.

 Dalam program ini, masyarakat dilibatkan dalam forum musyawarah untuk menyampaikan masukan dan saran dalam pengelolaan sampah yang lebih baik.

  • Bidang pemberdayaan perempuan

Contoh sosialisasi partisipatoris dapat dilakukan dengan melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan.

Seperti program pelatihan keterampilan dan pendidikan politik bagi perempuan, sehingga perempuan dapat lebih aktif dalam mengambil peran dalam politik dan pembangunan.

Contoh sosialisasi Sekolah

(Foto: shutterstock.com)

Sosialisasi sekolah adalah proses sosialisasi yang terjadi di lingkungan sekolah. Proses sosialisasi ini melibatkan interaksi antara siswa, guru, dan staf sekolah lainnya.

Hal itu yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menginternalisasi nilai-nilai, norma-norma, dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sekolah dan masyarakat.

Berikut beberapa contoh dari sosialisasi sekolah yang sering terjadi di lingkungan sekolah:

  • Orientasi siswa baru

Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk mengenalkan siswa baru terhadap kehidupan di sekolah.

Hal ini bertujuan untuk membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan memperkenalkan norma-norma dan aturan yang berlaku di sekolah.

Biasanya, dalam program orientasi siswa baru, siswa baru diajak untuk berkenalan dengan teman-teman sekelas dan para guru, serta diberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan di sekolah.

  • Kegiatan ekstrakurikuler

Suatu kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran yang bertujuan untuk memperluas wawasan siswa dan meningkatkan keterampilan mereka.

Seperti klub jurnalistik, klub musik, atau klub olahraga. Melalui kegiatan ini, siswa dapat belajar tentang kerja sama tim, kepemimpinan, dan pengembangan diri.

  • Pengembangan karakter

Program yang dilakukan oleh sekolah untuk memperkenalkan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi pribadi yang berkarakter.

Seperti pengajaran nilai-nilai seperti integritas, rasa tanggung jawab, dan empati.

Dalam program ini, siswa diajarkan untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

  • Upacara bendera

Kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah untuk memperkenalkan simbol-simbol negara dan meningkatkan rasa cinta pada tanah air.

Dalam kegiatan ini, siswa diperkenalkan dengan lambang-lambang negara seperti bendera, lagu kebangsaan, dan lambang negara. Melalui upacara bendera, siswa juga diajarkan tentang rasa hormat pada simbol-simbol negara.

  • Pelatihan keterampilan

Contoh sosialisasi sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan yang diperlukan di dunia kerja.

Program ini dapat berupa pelatihan keterampilan teknis seperti keterampilan komputer, atau keterampilan interpersonal serta keterampilan berkomunikasi.

Dalam program ini, siswa juga diajarkan tentang pentingnya pengembangan diri dan belajar sepanjang hayat.

Contoh Sosialisasi Masyarakat

(Foto: unsplash.co)

Sosialisasi masyarakat adalah proses pembentukan dan pembelajaran nilai, norma, dan budaya yang berlaku di masyarakat secara umum.

Berikut ini beberapa contoh dari sosialisasi masyarakat yang perlu di ketahui:

  • Pembelajaran nilai-nilai sosial

Adanya pembelajaran nilai-nilai sosial, seperti sopan santun, menghormati orang tua, dan peduli terhadap sesame.

  • Pembelajaran tentang adat istiadat dan kebiasaan

Pembelajaran tentang adat istiadat dan kebiasan, seperti cara berpakaian, makan, dan berinteraksi dengan orang lain

  • Pembelajaran tentang nilai-nilai agama

Contoh sosialisasi masyarakat selanjutnya yaitu pembelajaran tentang nilai-nilai agama yang diyakini oleh masyarakat, seperti penghormatan terhadap Tuhan, toleransi, dan kerukunan antar umat beragama.

Dengan memahami dan menghargai proses sosialisasi, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, menghormati perbedaan, dan berkontribusi pada pembangunan sosial yang lebih baik.


Tag :