Bangun Pendidikan - SEKOLAH (10-07-2023)
Dasa Darma Pramuka – Praja Muda karana atau Pramuka adalah adalah organisasi kepanduan yang populer di Indonesia. Pramuka didirikan pada tahun 1961 dan berfungsi sebagai organisasi nonformal yang berfokus pada pengembangan karakter, keterampilan, dan kepemimpinan pemuda.
Pramuka menekankan pendidikan nonformal melalui kegiatan lapangan, penjelajahan alam, kegiatan sosial, dan pelatihan kepemimpinan. Organisasi ini menggunakan sistem penghargaan yang melibatkan berbagai tingkatan, seperti Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Lambang gerakan pramuka adalah tunas kelapa.
Anggota Pramuka, yang disebut Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, juga diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan internasional dan bertemu dengan Pramuka dari negara lain dalam pertukaran budaya dan pengalaman.
Ada beberapa hal yang wajib dihafalkan dan diamalkan seorang anggota pramuka. Salah satunya adalah Dasa Dharma Paramuka. Bunyi dasa darma pramukaselalu dikumandang saat kegiatan pramuka berlansung.
Lantas, apa saja 10 dasa darma pramuka? Berikut penjelasannya, lengkap dengan pengertian, sejarah, isi, makna dan fungsinya.
Secara etimologi, "dasa darma" terdiri dari kata "dasa" yang berarti sepuluh, dan "darma" yang berarti kewajiban, tugas hidup, atau kebajikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "dasa darma" adalah kode moral yang mengikat bagi pramuka penggalang, penegak, pandega, dan anggota dewasa.
Dasa Darma Pramuka adalah serangkaian nilai moral dan etika yang menjadi pedoman bagi para anggota Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.
Pedoman bagi anggora Pramuka terdiri dari sepuluh prinsip yang mengarahkan perilaku dan sikap positif para pramuka. Prinsip-prinsip ini mencakup nilai-nilai agama, persatuan, kemanusiaan, musyawarah, keadilan, kepemimpinan, kepedulian, integritas, kemandirian, dan kerakyatan.
Dengan mengamalkan pedoman tersebut, diharapkan para anggota Pramuka dapat mengembangkan karakter yang kuat, bertanggung jawab, dan memiliki sikap yang baik dalam berinteraksi dengan sesama.
Dasa Darma juga mengajarkan para Pramuka untuk menghormati nilai-nilai agama yang dianutnya, menjunjung tinggi persatuan, menghargai kemanusiaan, serta menerapkan prinsip musyawarah dan permusyawaratan dalam pengambilan keputusan.
Para Pramuka juga diajarkan untuk memiliki sikap adil, kepemimpinan yang baik, rasa peduli terhadap lingkungan dan sesama, integritas yang tinggi, kemampuan mandiri, serta partisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pembentukan Dasa Darma Pramuka melibatkan perjuangan dan proses yang panjang dari sejumlah tokoh. Selain itu, Dasar-Dasar Pramuka telah mengalami lima kali perubahan sejak awal dibentuk.
Dasa Darma I (1961-1966)
Dasa Darma Pramuka pertama kali dibentuk sebagai lampiran pada Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961. Rumusan pertama disusun oleh Panitia V Pembentukan Gerakan Pramuka, dan digunakan dari tahun 1961 hingga 1966. Berikut ini adalah hasil rumusan dari Dasa Darma yang pertama:
Dasa Darma II (1966-1974)
Pada tahun 1966, Dasa Darma Pramuka yang kedua dibentuk oleh Musyawarah Kerja Andalan Pusat dan Daerah (Muker Anpuda), yang saat ini dikenal dengan sebutan Musyawarah Nasional (Munas). Berikut adalah rumusan dari Dasa Darma kedua:
Dasa Darma III (1974-1978)
Pada tahun 1974, dasa darma pramuka mengalami perubahan lagi yang dibuat oleh Munas Bukit Tinggi, berdasarkan rekomendasi perubahan yang telah diamanatkan dalam MMP tahun 1970 dan Munas di tahun 1974. Berikut adalah isi dari Dasa Darma rumusan ketiga:
Dasa Darma IV (1978-2009)
Pada tahun 1978, Dasa Darma Pramuka mengalami perumusan ulang setelah memorandum dikeluarkan oleh Munas Gerakan Pramuka di Manado. Kemudian, perumusan tersebut diresmikan dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 036/KN/79. Berikut adalah isi dari rumusan dasa darma keempat:
Dasa Darma V (2009 sampai sekarang)
Terjadi perubahan terakhir dalam susunan Dasa Darma Pramuka yang masih digunakan hingga saat ini. Perubahan ini tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Tahun 2009, berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009.
Susunan dasa darma yang kelima ini ditegaskan kembali dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka atas Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tahun 2012. Berikut adalah isi Dasa Darma kelima yang masih digunakan hingga saat ini:
Berikut ini adalah makna dari setiap Dasa Darma Pramuka:
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Takwa adalah sikap tunduk dan patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti bahwa setiap anggota Pramuka harus memahami dan memegang teguh akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, dan selalu berusaha untuk menjalankan hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.
Takwa juga melibatkan penghormatan dan pengakuan terhadap hak asasi manusia dan toleransi terhadap perbedaan agama dan kepercayaan.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Setiap anggota Pramuka harus memiliki rasa cinta dan sayang terhadap alam sekitarnya dan juga terhadap sesama manusia. Anggota harus memahami bahwa alam dan manusia merupakan bagian dari lingkungan yang harus dipelihara dan dihormati.
Maka, anggota Pramuka harus berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan yang positif dan membantu sesama manusia dalam memajukan kehidupan bersama. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia adalah salah satu dasar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang anggota Pramuka.
Patriot yang sopan dan ksatria
Patriotisme yang sopan dan bersifat seperti seorang pahlawan atau ksatria. Anggota pramuka harus memiliki rasa cinta terhadap negara dan bangsa, dan juga harus memperlihatkan sikap yang sopan dan baik sebagai warga negara. Selain itu, anggota pramuka juga harus memiliki sikap dan tindakan seperti seorang pahlawan atau ksatria dalam menegakkan keadilan dan mempertahankan negaranya.
Patuh dan suka bermusyawarah
Dalam bahasa Indonesia, “Patuh” berarti taat dan “suka bermusyawarah” berarti suka berdiskusi. Maka, makna dari kalimat ini adalah anggota Pramuka harus taat dan suka berdiskusi dalam setiap tindakan yang akan dilakukan.
Anggota harus dapat memahami dan menghormati hasil diskusi yang sudah dilakukan, dan menerapkan hasil diskusi tersebut dalam tindakan nyata. Bersikap patuh dan suka bermusyawarah merupakan salah satu bagian dari proses pembentukan karakter anggota Pramuka yang baik.
Rela menolong dan tabah
“Rela Menolong” dan “Tabah” merupakan dua nilai yang sangat penting bagi setiap anggota Pramuka. Dalam hal “Rela Menolong”, anggota Pramuka harus siap untuk membantu sesama tanpa pamrih dan dengan sukarela. Ini meliputi tidak hanya membantu teman-teman Pramuka, tetapi juga orang lain yang membutuhkan bantuan.
Sementara itu, “Tabah” menekankan pentingnya teguh dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Anggota Pramuka harus memiliki semangat yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh kegagalan atau kesulitan dalam mencapai tujuannya. Nilai ini penting untuk membangun karakter dan mengatasi masalah dengan cara yang baik dan positif.
Rajin, trampil dan gembira
Rajin artinya selalu berusaha untuk bekerja dengan baik dan selalu mengerjakan tugas-tugas dengan sungguh-sungguh. Trampil menunjukkan kemampuan dan keterampilan dalam mengerjakan sesuatu dengan baik.
Gembira artinya selalu berusaha untuk memelihara suasana hati yang baik dan bahagia, serta selalu membawa energi positif dalam segala aktivitas yang dilakukan. Ketiga hal ini sangat penting bagi seorang anggota pramuka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hemat, cermat dan bersahaja
Istilah “hemat” berarti menjaga dan menggunakan sumber daya secara bijak dan tidak boros. “Cermat” berarti berhati-hati dan bijaksana dalam membuat keputusan dan bertindak. “Bersahaja” berarti tidak sombong dan merasa rendah diri, serta mampu menerima kenyataan dan situasi dengan lapang dada.
Disiplin, berani dan setia
“Disiplin, berani, dan setia” mengandung makna bahwa setiap anggota pramuka harus memiliki sikap disiplin dan memegang teguh pada tata tertib yang berlaku. Mereka juga harus berani mengambil tindakan dan memegang teguh pada prinsip yang mereka yakini, serta setia pada tugas dan tanggung jawab yang telah diterima. Ini membantu anggota pramuka untuk menjalankan tugas mereka dengan baik dan membentuk karakter yang baik.
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
Mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan dapat dipercaya dalam melakukan tugas dan tanggung jawab yang diterima. Ini menjadi bagian dari dasar moral yang harus ditanamkan dan dipegang teguh oleh setiap anggota Pramuka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Pramuka.
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Makna dari “Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan” adalah setiap anggota pramuka harus memiliki sikap yang baik dan bersih dalam berpikir, berbicara, dan bertindak. Mereka harus menjaga integritas dan martabat diri dengan memperlakukan orang lain dengan hormat dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain atau lingkungan. Ini adalah bagian penting dari menjaga karakter dan membangun citra positif bagi diri sendiri dan organisasi Pramuka.
Dasa Darma Pramuka memiliki beberapa fungsi atau tujuan, antara lain:
Dengan mempraktikkan Dasa Darma Pramuka, anggota pramuka akan menanamkan nilai-nilai luhur seperti takwa kepada Tuhan, cinta alam, kasih sayang sesama manusia, dan lain-lain.
Dasa darma berfungsi sebagai pedoman untuk membentuk karakter anggota pramuka agar menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Anggota pramuka memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan, dan dengan mempraktikkan Dasa Darma Pramuka, mereka dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Dasa Darma memfokuskan pada kerjasama dan kerjasama tim, sehingga anggota pramuka akan memiliki rasa solidaritas yang kuat antara sesama anggota.
Anggota pramuka akan memiliki kemampuan dan sikap kepemimpinan yang baik sebagai hasil dari mempraktikkan Dasa Darma Pramuka.
Dasa Darma Pramuka mencerminkan nilai-nilai universal yang penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Melalui pengamalan nilai-nilai tersebut, Pramuka berperan dalam membentuk pemuda Indonesia yang memiliki integritas, kepemimpinan yang baik, rasa kepedulian sosial yang tinggi, dan kemampuan untuk bekerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.