- 31-01-2023
BANGUN PENDIDIKAN - Konjungsi atau kata penghubung adalah leksem-leksem tertentu yang bertugas menghubungkan, baik kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, maupun kalimat dengan kalimat secara koordinatif maupun secara subordinatif (Chaer, 2013). Hubungan kedua klausa ditandai oleh hadirnya konjungsi yang mengawali salah satu klausa (Muslich, 2014).
Menyadur dari buku berjudul Bahasa Indonesia SMP Kelas VII yang diterbitkan oleh Yudhistira Ghalia Indonesia, konjungsi dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi lima jenis jika dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, yakni konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi temporal, dan konjungsi antarkalimat. Kelima konjungsi tersebut dibagi lagi menjadi sub-jenis dan memiliki karakter yang berbeda-beda.
Penggunaan konjungsi yang tepat akan berpengaruh terhadap ketegasan informasi. Gagasan-gagasan dalam kalimat yang sama dapat memunculkan informasi yang berbeda karena perbedaan penggunaan konjungsi. Meski sama-sama bertujuan untuk menghubungkan, konjungsi memiliki jenis-jenis yang berbeda sesuai tujuannya. Satu di antaranya adalah konjungsi temporal.
Konjungsi temporal adalah salah satu kata hubung yang terdapat dalam suatu susunan kalimat. Konjungsi temporal ini menjelaskan hubungan waktu antar peristiwa.
Dalam modul Bahasa Indonesia C Setara SMA/MA Kelas XII karya Ami Rahmawati, S.S, dkk, konjungsi temporal atau kata hubung waktu didefinisikan sebagai kata penghubung yang berfungsi menata urutan peristiwa yang diceritakan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi diartikan sebagai ungkapan penghubung (pertemuan) antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
Konjungsi temporal sebagai kata hubung mengacu pada waktu, sekaligus berfungsi menjadi penghubung antar bagian dalam teks. Hubungan antar bagian dalam teks (kohesi) ini sangat penting untuk diperhatikan, agar mampu menciptakan keserasian setiap unsur yang disambungkan.
Karena terciptanya susunan kata yang baik, akan membuat teks tersebut lebih mudah dipahami.
Konjungsi temporal terdiri dari dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Konjungsi Temporal Sederajat
Konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat. Konjungsi sebelumnya dan sesudahnya akan dihubungkan dengan dua derajat. Konjungsi ini tidak dapat diletakkan pada awal maupun akhir kalimat.
Contoh konjungsi sederajat adalah lalu, kemudian, sebelum, setelah, sesudah, dan selanjutnya.
2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
Konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat. Konjungsi temporal tidak sederajat juga bisa diletakkan di awal, tengah, dan akhir kalimat.
Contoh konjungsi temporalnya adalah kata apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sampai, sedari, setelah, sebelum, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, setelah, sesudah, tatkala, waktu, dan sebagainya.
Demikianlah penjelasan singkat tentang konjungsi temporal. Semoga bermanfaat.