Gambar Tari Saman (Foto: Flickr.com)

Tari saman berasal dari suku Gayo, Aceh. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang unik dan masuk dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Fungsi tari saman adalah untuk menyampaikan pesan atau dakwah. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Selain itu, tarian ini juga memiliki keunikan tersendiri, karena tidak menggunakan alat musik sebagai pengiringnya. Tarian asal Gayo ini hanya menampilkan gerakan tangan, badan, dan kepala. Hal menarik lainnya adalah tarian ini dilakukan dalam posisi duduk dan menggoyangkan badan ke kiri kanan saat syair lagu dinyanyikan.

Sejarah Tari Saman

Dikutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 11 : Tari Saman oleh N Fadhillah, mengatakan bahwa tarian ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan dari sebuah permainan rakyat, yaitu Tepuk Abe. Tarian ini diciptakan oleh Syekh Saman sekitar abad 14 Masehi, seorang penyebar agama Islam di Aceh. Maka dari itu, nama tarian ini diambil dari nama penciptanya.

Permainan tepuk abe ini dikembangkan karena sangat diminati oleh masyarakat Aceh saat itu. Maka dari itu, Syekh Saman mulai mengembangkan tarian ini dengan menyisipkan syair-syair atau puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi oleh perpaduan tepukan-tepukan para penari.

Oleh sebab itu, tarian ini digunakan oleh Syekh Saman sebagai media dakwah agama Islam pada saat itu. Selain iu mengingat kondisi Aceh dalam masa peperangan, maka Syekh Saman menambah syair-syair yang menumbuhkan semangat juang masyarakat Aceh saat itu.

Pertunjukan seni tari ini sempat ditentang pada masa penjajahan Belanda. Belanda mengasumsikan bahwa tarian ini menyebarkan unsur magis yang dapat menyesatkan. Akan tetapi, anggapan dan larangan dari pemerintah Belanda ini diabaikan oleh rakyat Aceh saat itu. Pada akhirnya, tarian ini terus berkembang sampai sekarang dan kerap ditampilkan pada perayaan keagamaan, adat istiadat, hingga kenegaraan. Tak hanya itu, tari ini kerap ditampilkan pada acara-acara besar hingga dipertunjukkan ke luar negeri.

Jenis-jenis Saman pada Tari Saman

Dilansir dari laman Kemendikbud, saman telah menjadi kebudayaan masyarakat Gayo. Umumnya, saman dilakukan di bale saman atau lapangan kampung untuk ditampilkan pada hari -hari besar seperti upacara perkawinan dan acara lainnya. Oleh karena itu, terdapat berbagai jenis saman, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Saman Jejunten adalah saman yang dilakukan dengan duduk di atas pohon kelapa yang telah ditebang pada malam hari.

2. Saman Njik adalah saman yang dilakukan pada saat istirahat dikala kegiatan menggirik padi

3. Saman Ngerje adalah saman yang dilakukan pada pesta perkawinan oleh pemuda-pemuda.

4. Saman Bejamu Besaman adalah saman yang dilakukan pada hari besar keagamaan (Idul Fitri atau Maulid Nabi Muhammad SAW). Bejamu Besaman ini dilakukan dengan dua cara yaitu semalam suntuk (Saman Sara Ingi) dan dua hari dua malam (Soman Roa Lo Roa Ingi) dengan mengundang grup saman dari kampung lain.

5. Saman Bale Asam adalah saman yang dilakukan pada siang hari dalam rangka memperingati hari besar. Biasanya dilaksanakan bersama-sama di sebuah lapangan dan mengundang grup saman dari berbagai kampung untuk bertemu dan bertanding.

Keunikan Tari Saman

Tari saman identik dengan tari seribu gerak, karena gerakannya begitu mendominasi. Tarian ini ditampilkan tanpa iringan alat musik, melainkan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan mengempaskan badan ke berbagai arah. Dalam penampilannya, penari saman dipandu oleh seorang pemimpin yang biasa disebut Syekh. Penari saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang harmonis dan kompak. Tarian ini menggunakan bahasa Gayo yang dinyanyikan langsung oleh penarinya. Biasanya yang melantunkan nyanyian ini adalah seorang penari yang berada di tengah. Tarian asal Gayo dibawakan secara berkelompok, minimal tujuh orang. Bisa juga hingga puluhan bahkan ratusan orang, yang penting jumlahnya ganjil. Umumnya, kostum tari saman menggunakan baju adat khas Suku Gayo yang dinamakan baju Kerawang. Baju ini berwarna dasar hitam dengan sulaman benang putih, merah dan hijau.

Gerakan Tari Saman

Dikutip dari buku "Keanekaragaman Seni Tari Nusantara" karya Resi Septiana Dewi, tari saman menggunakan dua unsur yang menjadi unsur dasar tarian itu sendiri, yaitu tepuk tangan dan tepuk dada. Ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman diduga mempelajari tarian Melayu kuno, lalu menghadirkannya lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam untuk memudahkan dakwahnya.

Tari saman menggunakan pola lantai. Pola lantai tari saman adalah horizontal atau garis lurus. Tari saman berasal dari daerah Aceh ini memiliki ciri khas menggunakan pola garis lurus. Tarian ini termasuk salah satu tarian yang cukup unik karena menggunakan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang, saring (semua gerakan ini menggunakan bahasa Gayo). Selain itu, terdapat dua baris orang yang bertepuk tangan sambil menyanyi dan harus menari dengan harmonis.

Makna Tari Saman

Dalam setiap gerakan tarian ini terdapat makna serta filosofi yang mendalam. Pada awalnya, Syekh Saman menciptakan gerak tari ini sebagai sarana berzikir kepada Allah SWT. Hal tersebut terlihat dari aturan, gerak dan sikap badan yang menyertai gerakan tersebut. Tari ini juga sering digunakan sebagai media penyampaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan nilai-nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, dan kepahlawanan. Hal tersebut tercermin melalui lagu dan syair dalam tarian ini yang mengandung nilai-nilai dakwah dan nasihat.

Selain itu, setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna tertentu. Contohnya, gerakan saat para penari duduk membentuk garis lurus ke samping sambil berbaris, yang melambangkan simbol manusia sebagai makhluk sosial. Selain itu, gerakan-gerakan dalam tarian ini juga memiliki simbol penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW. Pola duduk yang digunakan dalam tarian ini mirip dengan duduk di antara dua sujud. Dalam hal ini, tari saman melambangkan umat Islam yang sedang melakukan shalat.

Nah, itulah ulasan singkat tentang tari saman lengkap dengan sejarah, jenis, dan maknanya. Semoga ulasan ini bermanfaat, ya sobat.


Tag :